Antaralain ada sebuah "ajaran" yang keliru sebagian orang, sehingga kemudian menjadi "tradisi" mereka ketika makan. Yaitu "jangan menghabiskan semua makanan di atas piring, sebagian harus disisakan". Hal itu mereka lakukan supaya ada kesan bahwa mereka bukan orang yang sedang kelaparan atau orang yang benar-benar sangat membutuhkan makanan.
› Riset›Jangan Membuang Makanan! Kehilangan dan pemborosan makanan tidak hanya berdampak pada ketahanan dan keamanan pangan. Namun, hal itu juga bisa memberi kontribusi pada krisis lingkungan, khususnya pada perubahan iklim. Kompas/Priyombodo Pemberitahuan kepada warga yang hendak menikmati makanan dan minuman gratis dari relawan Sahabat Sedekah di kawasan Perumahan DKI Joglo, Jakarta Barat, Jumat 28/8/2020.Masih ingat dengan peringatan orang tua untuk selalu menghabiskan makanan yang kita santap di piring? Berbagai peringatan muncul dari orang tua. Seperti ”Ayo makanan dihabiskan, nanti ayamnya mati” atau ”Jangan membuang sebutir nasi, nanti nasinya nangis”. Saat itu, kita menuruti wejangan tersebut tanpa tahu artinya hingga membawa kebiasaan tersebut sampai orang tua tersebut benar. Intinya, jangan pernah membuang makanan yang telah disediakan oleh orang tua dengan susah payah. Mitos ayam peliharaan akan mati karena zaman dulu ayam masih mahal harganya dan anak-anak umumnya memiliki ayam peliharaan. Juga dengan nasi yang menangis terkait dengan membuang berkat yang sudah didapat. Namun, tanpa disadari masih ada kebiasaan buruk kita membuang makanan. Bisa sisa makanan di atas piring ataupun di alat masak. Bisa juga makanan yang membusuk di lemari pendingin sehingga tidak bisa ”Memperkuat Ketahanan Pangan melalui Pengurangan Pemborosan Pangan Ketut&Ahmad, 2012” juga menyebutkan perkiraan berapa ton beras yang terbuang jika setiap penduduk Indonesia menyisakan nasi satu butir di atas piringnya. Dalam 1 kilogram beras ada 50 butir nasi. Jika setiap kali makan satu butir nasi tersisa, berarti dalam sehari ada tiga butir yang akan terbuang. Diperkirakan dengan 250 juta penduduk, akan ada 15 ton per hari atau ton per tahun beras yang akan baru perkiraan di Indonesia. Bagaimana dengan negara lain? Organisasi Pangan dan Pertanian FAO menyebutkan, sepertiga makanan yang diproduksi atau sepertiga miliar ton makanan akan terbuang begitu saja. FAO juga mencatat, masyarakat di Eropa dan Amerika Utara menyia-nyiakan 95-115 kilogram makanan setiap tahun. Limbah makanan dari Afrika, Asia Selatan, dan Asia Tenggara berkisar 6-11 kilogram per dari laman The Guardian, hasil kajian Waste and Resources Action Programme WRAP, lembaga pengolah limbah di Inggris, 3,6 miliar ton makanan dibuang atau dimakan ternak setiap tahun dan lebih dari 10 kali sampah makanan dibuang oleh pedagang. Jika dihitung dengan uang, lebih dari 1 triliun poundsterling nilai makanan menjadi sampah sebelum mencapai juga Baznas Ajak Hotel dan Restoran Kurangi Sampah MakananSampah makananApa yang digolongkan sebagai sampah makanan food waste? FAO 2013 mendefinisikannya sebagai produk pangan yang masih layak untuk dikonsumsi ataupun yang telah rusak atau kedaluwarsa, tetapi dikeluarkan dari rantai pasok karena perilaku ekonomi dan manajemen stok yang buruk atau kelalaian. Sampah makanan terdiri dari food waste pemborosan pangan dan food loss kehilangan pangan yang keduanya memiliki arti dan kehilangan pangan ini menjadi salah satu indikator dari Indeks Keberlanjutan Pangan Food Sustainability Index yang diterbitkan oleh The Economist Intelligence Unit EIU bekerja sama dengan Barella Center for Food & Nutrition. Indeks ini diterbitkan mulai 2016 dan perhitungan sudah dilakukan hingga Indonesia untuk indikator ini terbesar dibandingkan dua indikator lain, yakni 61,4. Nilai tersebut masuk kategori buruk dan menduduki peringkat ke-53 dari 69 demikian, skor tersebut sudah menunjukkan perbaikan dari skor tahun-tahun sebelumnya. Tahun 2016, nilainya 32,53 dan tahun 2017 sebesar 42, tiga tahun berturut-turut, posisinya bergantian dengan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab. Catatan Barilla 2017, setiap tahun masyarakat Indonesia membuang sampah makanan 300 kilogram. Adapun Saudi Arabia lebih banyak lagi, yakni 427 RADITYA MAHENDRA YASA Warga menjemur sisa nasi untuk diolah lagi menjadi makanan di Kampung Nelayan Tambaklorok, Kota Semarang, Jawa Tengah, Selasa 28/4/2020. Berbagai cara dilakukan warga untuk dapat bertahan di tengah perekonomian yang sulit seperti saat juga Rapor Merah Keberlanjutan PanganKehilangan panganFood loss atau kehilangan pangan mengacu pada produk pangan yang terbuang sebelum sampai kepada pelanggan, seperti gagal panen dan ikan di laut yang teracuni. Nilai indeks 2018 sebesar 57,4, lebih rendah dibandingkan pemborosan indeks terendah disumbang oleh subindikator persoalan distribusi pangan terkait infrastruktur 25 persen. Bisa jadi nilai ini akan meningkat di masa pandemi terkait dengan terganggunya distribusi hasil pertanian karena ada pembatasan wilayah di beberapa sisi lain, permintaan konsumen di pasar yang berkurang juga mengakibatkan penumpukan produksi pertanian di beberapa sentra pertanian. Penurunan ini terkait dengan daya beli yang rendah karena pendapatan penduduk berkurang. Selain itu, sektor hotel, restoran, dan katering juga tutup. Penumpukan ini berpengaruh pada merosotnya harga pertanian di tingkat itu, menurut penelitian ”Memperkuat Ketahanan Pangan melalui Pengurangan Pemborosan Pangan”, kehilangan pangan di Indonesia umumnya terjadi sepanjang proses produksi dan rantai pangan, sejak dari tahap kegiatan produksi bahan mentah pangan usaha tani, pascapanen, hingga pengolahan. Nilai indeks subindikator proses produksi tersebut mencapai 97,3 pangan yang relatif besar umumnya terjadi pada bahan pangan dalam bentuk masih segar, seperti sayur. Adapun pada awal terjadi perubahan bentuk, seperti padi menjadi beras, jagung tongkol menjadi jagung pipilan, dan sayuran dalam bentuk tersebut juga menyebutkan, kehilangan pangan terbesar di dunia dari umbi-umbian, yakni 40 persen. Saat panen umbi, petani sulit mengenali tingkat kematangan umbi karena ada di bawah tanah. Jadi, umbi yang sebenarnya belum matang berpotensi ikut pangan kedua berasal dari buah dan sayuran yang mencapai 37,6 persen. Buah dan sayur lebih cepat membusuk. Jika membusuk, buah dan sayur tersebut di pasar tidak laku dan terbuang begitu EL HADAD Seorang warga di wilayah Sahel, Afrika. Lebih dari 5 juta warga di wilayah itu saat ini terancam kelaparan berat di tengah mulai merebaknya pandemi Covid-19 dan ancaman kekerasan panganBerbeda dengan kehilangan pangan yang terjadi di tingkat produsen, food waste atau pemborosan pangan terjadi pada konsumen. Semua produk makanan yang siap diolah atau disajikan untuk dikonsumsi, jika tidak habis, akan menjadi subindikator pemborosan pangan atau disebut end-user waste tercatat 69,6. Nilai terendah dari subindikator tersebut adalah aspek kebijakan untuk mengatasi food waste 44,4 persen, pengurangan food waste 50 persen, serta institusi yang mengurusi food waste mencapai 50 indeks Barilla tersebut benar. Sampai saat ini, upaya pemerintah masih sangat minim dalam mengatasi masalah pemborosan pangan. Hal ini karena tidak ada regulasi yang mengatur food waste. Regulasi terkait pangan berupa Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2017 mengenai Kebijakan Strategis Pangan dan Gizi baru akan direvisi tahun ini. Menurut rencana, perpres tersebut akan mengatur mengenai kehilangan dan pemborosan dan Ahmad 2011 dalam penelitiannya menyebutkan, potensi pemborosan pangan sudah dimulai saat bahan pangan diperjualbelikan di tingkat pasar pengecer hingga tiba di rumah konsumen. Demikian juga dengan pangan yang terlalu lama disimpan di pasar karena tidak ada yang membeli atau pangan yang tersimpan lama di lemari pendingin konsumen. Sisa makanan di atas piring yang tidak dimakan pun bisa menjadi pemborosan pangan ini lebih pada gaya hidup dan ketidaktahuan bagaimana menyimpan makanan. Gengsi untuk menghabiskan makanan di depan orang banyak karena khawatir jika disebut banyak makan bisa menjadi ARIYANTO NUGROHO Wida 26, warga Kampung Adat Cireundeu, Leuwigajah, Cimahi Selatan, Kota Cimahi, Jawa Barat, menyuapi anaknya, Tian 3, saat makan siang dengan menu nasi singkong serta lauk-pauknya, Jumat 23/9. Nasi singkong yang terbuat dari singkong yang digiling menjadi tepung ini menjadi makanan pokok warga kampung adat tersebut dan masih terjaga hingga Banyak tidak menyadari dampak buruk dari adanya limbah makanan yang diperoleh dari kehilangan ataupun pemborosan pangan. Anggapan yang muncul, sampah makanan adalah sampah organik sehingga akan lebih cepat terurai di alam dan tidak memberikan dampak ternyata sampah makanan ini juga meningkatkan gas rumah kaca yang memperburuk perubahan iklim. Sampah yang membusuk di TPA, menurut riset Barilla, akan menghasilkan gas metan, yakni gas rumah kaca yang 21 kali lebih berbahaya ketimbang karbon dioksida. Riset yang sama juga menyebutkan, mengurangi sampah makanan di Amerika 20 persen akan mengurangi 18 juta ton gas rumah kaca setiap pangan ini tanpa disadari bisa menyebabkan kerugian negara. Merujuk dari laman WRI Indonesia, FAO secara global memperkirakan, makanan bernilai sekitar 940 milliar dollar AS hilang atau terbuang setiap tahun di seluruh rantai pasokan itu, FAO juga melaporkan kerugian dari food loss and waste di sejumlah negara. Makanan bernilai sekitar 32 milliar dollar AS, misalnya, dibuang di China. Di Afrika Selatan, kerugian pascapanen bernilai 4 miliar dollar AS per tahun. Adapun limbah makanan di rumah tangga dan restoran di Amerika bernilai dollar AS per tahun dan sekitar dollar AS per tahun untuk rata-rata rumah tangga di lain yang cukup menonjol, hal ini berpengaruh pada ketahanan pangan. Penelitian Ketut dan Ahmad juga menunjukkan, pengurangan pemborosan pangan 25 persen akan bermanfaat meningkatkan 4,1 kilogram per kapita ketersediaan pangan beras di Indonesia dan 2,5 kilogram per kapita beras penduduk dunia. Indonesia sebenarnya berpotensi meningkatkan ketersediaan pangan hingga ton. Jika pemborosan pangan ini bisa ditekan sampai 50 persen, tambahan ketersediaan pangan dari beras di Indonesia bisa mencakup untuk sekitar 10 juta Patria Gupta Perumahan berdiri di areal yang sebelumnya berupa persawahan di Kecamatan Sukodono, Sidoarjo, Jawa Timur, Jumat 17/1/2020. Keberadaan sawah yang menjamin keberlangsungan persediaan pangan terus terancam sejalan dengan meningkatnya permintaan lahan untuk hunian. Jawa Timur merupakan lumbung padi sisi lain, saat semakin banyak orang yang membuang makanan, masih banyak orang lain yang kelaparan. Nilai Indeks Kelaparan Dunia 2019 mencapai 20, masuk kategori ”serius”. Meski dalam lima kali penghitungan angka ini menunjukkan penurunan dan perbaikan data, masih ada beberapa negara di dunia yang nilai indeksnya lebih dari 35, bahkan 50, dengan kategori ”peringatan” dan ”peringatan ekstrem”. Beberapa di antaranya adalah Republik Afrika Tengah, Yaman, Chad, Madagaskar, Zambia, Liberia, Haiti, Timor Leste, dan masa pandemi ini, kehilangan pangan dari produksi pertanian harus segera teratasi. Dampaknya tak hanya merugikan petani yang berujung pada penurunan kesejahteraan petani. Namun, kondisi ini juga mengancam ketersediaan pangan karena bisa jadi petani akan mengurangi kualitas produksinya pada masa tanam sisi lain, kebiasaan membuang makanan yang siap disantap juga harus dikurangi. Kita tidak tahu sampai berapa lama usia pandemi ini. Pangan yang tersedia harus bisa dimanfaatkan dengan bijaksana. LITBANG KOMPAS
Ketikamakan hendaknya menghabiskan makanan kita dan tidak menyisakan makanan di piring, meskipun itu hanya sebutir. Menyisakan makanan dan membuangnya termasuk perbuatan tercela dalam Islam karena hal itu termasuk perbuatan menyia-nyiakan harta dan nikmat Allah. Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa Allah benci terhadap tiga hal, yaitu berita palsu atau gosip, menyia-nyiakan harta atau makanan
Membuang sisa makanan seolah menjadi hal yang lumrah dimana-mana. Bukan hanya karena makanan tersebut sudah basi atau tidak layak makan, malah justru sebagian orang membuang makanan yang masih layak dimakan hanya karena kenyang atau tidak suka. Bahkan sering pula kita lihat kesengajaan dalam membuang-buang makanan pada acara tertentu, misalnya saja acara ulang seseorang berulang tahun, beberapa orang sengaja membawakan sebuah kue tart hanya untuk dapat dilemparkan ke wajah yang berulang tahun. Jelas itu merupakan hal yang sia-sia, siapa juga yang akan bersedia memakan kue yang sudah bekas lemparan ke wajah orang atau jatuh ke lantai? Bukankah ini menjadi suatu perbuatan yang mubazir? Salah satu perbuatan yang dibenci oleh Allah makanan termasuk teman setanSebagaimana hadist Rasul“Sesungguhnya Allah membenci kalian karena 3 hal “kata-katanya” berita dusta, menyia-nyiakan harta, dan banyak meminta.” sisa makanan termasuk perbuatan menyia-nyiakan harta, sehingga Allah membencinya. Membuang sisa makanan berarti menjadi teman setan pula. Sebagaimana Allah berfirmanوَلا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ“Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan hartamu secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan.” QS. Al Isro’ 26-27.Baca jugarumah tangga menurut islamhukum menitipkan anak dalam islamkeluarga sakinah mawadah warahmahhukum melawan suami menurut islamhukum shalat menggunakan make up Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,إِنَّ اللَّهَ يَرْضَى لَكُمْ ثَلاَثًا وَيَكْرَهُ لَكُمْ ثَلاَثًا فَيَرْضَى لَكُمْ أَنْ تَعْبُدُوهُ وَلاَ تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَأَنْ تَعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلاَ تَفَرَّقُوا وَيَكْرَهُ لَكُمْ قِيلَ وَقَالَ وَكَثْرَةَ السُّؤَالِ وَإِضَاعَةَ الْمَالِ“Sesungguhnya Allah meridlai tiga hal bagi kalian dan murka apabila kalian melakukan tiga hal. Allah ridha jika kalian menyembah-Nya dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, dan Allah ridla jika kalian berpegang pada tali Allah seluruhnya dan kalian saling menasehati terhadap para penguasa yang mengatur urusan kalian. Allah murka jika kalian sibuk dengan desas-desus, banyak mengemukakan pertanyaan yang tidak berguna serta membuang-buang harta.” HR. MuslimBaca jugadoa pembuka rejeki dari segala penjurudoa agar dimudahkan rezekidoa untuk menghadapi ujiancara memperlancar rezeki menurut islamsyarat-syarat taubatHargailah makananRasulullah SAW pernah bersabda“Janganlah kalian beristinjak dengan menggunakan kotoran atau tulang, karena tulang adalah bahan makanan saudara kalian dari golongan jin.” HR. TurmudziBaginda Rasulullah SAW memerintahkan kita untuk menghargai makanan jin muslim. Makanan jin muslim saja harus kita hargai, apalagi makanan kita hanya Rasul yang menyuruh kita untuk menghargai makanan, tapi juga para cendekiawan bin Said bercerita bahwa Sufyan at-Tsauri membeci orang meletakkan roti di bawah piring HR. BukhariHasan al Bashri menceritakan hukuman Allah yang ditujukan pada masyarakat yang tidak pernah menghargai makanan “ Ada sebuah penduduk desa yang Allah beri kelapangan dalam masalah rezeki. Sampai mereka melakukan istinjak dengan roti. Akhirnya Allah kirimkan penyakit lapar hingga mereka makan makanan yang mereka duduki.” Ibnu Abi SyaibahDikatakan dalam sebuah riwayat dari Ja’far bin Muhammad, dari ayahnya, Muhammad al-Baqir Abu Ja’far, beliau mengatakan, Dulu, Bani Israil pernah beristinjak dengan roti. Hingga Allah kirimkan rasa lapar kepada mereka, hingga mereka mencari-cari di toilet mereka untuk dimakan. Ibnu Abid Dunya – Islah Mal – no. 344al-Hafidz Ibnu Hajar al-Asqalani pernah bercerita Saya tidak mengetahui ada seorangpun ulama yang mengatakan, “Boleh menghinakan roti.” Seperti diinjak, atau membuang roti sisa di tempat sampah atau semacamnya. Dan tidak ada satupun ulama yang menyarankan untuk berlebihan dalam memuliakan roti, seperti mencium roti. Bahkan Imam Ahmad radhiyallahu anhu menegaskan dibencinnya mencium roti dalam rangka memuliakan.Baca jugarukun imancara meningkatkan iman dan takwafungsi agamahukum zina tanganperselingkuhan dalam rumah tanggaBukan hanya karena dilarang dalam agama Islam, tapi juga tentang masalah moralitas. Bagaimana bisa kita dengan gampangnya membuang makanan sedangkan di luar sana masih terdapat 920 juta orang yang mengalami kelaparan?Saat ini, masalah kelaparan di dunia bukan hanya karena jumlah produksi tapi lebih kepada masalah distribusi makanan yang tidak merata. Sehingga banyak Negara atau daerah miskin tidak mendapat pasokan makanan karena adanya permintaan makanan yang berlebihan dari Negara atau daerah yang lebih kaya. Berdasarkan catatan Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia FAO, setidaknya ada 1,3 miliar ton makanan yang terbuang dalam setahun. Menurut World Resources Institute, lembaga penelitian lingkungan, dibalik 1,3 miliyar ton makanan yang terbuang setiap tahun diseluruh dunia, terdapat 45 triliun galon air yang juga tersebut mewakili 24 persen air yang digunakan untuk agrikultur. Sektor tersebut menggunakan 70 persen air bersih di seluruh dunia. Begitu besar pemborosan yang dilakukan hanya dari kegiatan membuang sisa makanan, bukan?Padahal Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan, sebagaimana firmannya “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap memasuki mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” QS. Al A’raaf 31Tips Mengontrol Ketersediaan MakananLalu bagaimana jika saat kita makan memang ada sisa makanan yang tidak mungkin kita makan kembali? Kita bisa mendaur ulang dengan menjadikan sisa makanan sebagai pupuk kompos atau memberikan sisa makanan itu ke hewan piaraan atau hewan ternak kita. Anda juga bisa melakukan beberapa tips di bawah ini agar bisa mengontrol jumlah makanan dalam rumah tangga Anda akan berbelanja, sebaiknya buatlah daftar makanan yang harus dibeli untuk seminggu ke depan, ini akan membuat Anda lebih menghemat uang dan waktu. Seandainya, Anda tidak membeli makanan secara berlebih maka sangat mungkin bagi Anda untuk bisa membuatnya makanan tetap segar dan dapat digunakan semuanya tanpa ada yang pisahkan makanan yang mudah basi dengan yang lebih awet begitu Anda selesai berbelanja sehingga Anda akan tahu mana bahan makanan yang harus dimasak terlebih dahulu dan mana yang tidak. Memilah bahan makanan ini penting untuk mempermudah Anda dalam mengurangi makanan sayuran ke dalam kulkas dengan membungkusnya menggunakan kertas Koran sehingga lebih awet. Sedangkan untuk buah cukup disimpan dalam wadah yang berbeda dari sayuran. Mereka akan tetap segar sehingga Anda dapat memakan buah dan sayur tanpa ada yang terbuang karena sudah Anda hendak makan direstoran, pilihlah restoran yang menyajikan makanan sesuai dengan porsi makan Anda. Pesanlah hanya makanan yang diperkirakan benar-benar akan dimakan dan habis. Jika Anda ingin mengadakan sebuah acara jamuan makan atau pesta perkirakan jumlah tamu yang akan datang dan sesuaikan dengan banyaknya makanan yang akan dihidangkan. Sisa hidangan pesta yang masih memungkinkan bisa simpan di lemari pendingin. Sehingga nanti bisa dimasak kembali dengan resep yang berbeda sehingga tidak bosan. Berhematlah dalam berbelanja sehingga Anda terhindar dari jugaciri-ciri istri durhaka terhadap suamiciri-ciri suami durhaka terhadap istritalakciri-ciri istri shalehahta’aruf menurut islamSemoga artikel ini bermanfaat dan dapat menyadarkan kita semua arti pentingnya makanan. Segera sadarkan pula orang-orang di sekitar Anda tentang kebiasaan membuang sisa makanan.
Mengambilmakanan menggunakan sendok yang berbeda. Jangan menggunakan sendok yang kamu pakai untuk makan untuk mengambil makanan dari piring-piring di tengah meja. Kalau kamu sampai keliru, orang Vietnam menganggap hal itu sebagai perbuatan tidak menyenangkan. Baca: Liburan ke Jepang, Ini 5 Hal yang Wajib Dilakukan di Tokyo. Memakai sumpit
Piring ini sindir yang suka menyisakan makanan. - Beberapa dari kita pasti pernah menyisakan makanan. Entah karena sudah kelewat kenyang, keburu tak nafsu makan, atau dikejar aktivitas lain. Bagi yang sering tidak melahap habis apa yang ada di piring, baiknya simak pesan dari piring yang satu ini. Baca Juga Semua Camilan Dilakban, Wanita Ini Berjuang Bikin Suaminya Berhenti Ngemil Kerap Bikin Bingung, 3 Kuliner Korea Ini Sering Salah Diterjemahkan Netizen Bingung, Toilet Pria Ini Penuh Es Batu dan Potongan Jeruk Nipis Beberapa waktu lalu, sempat heboh di media sosial tentang piring yang menyindir siapapun yang tidak menghabiskan makanan yang ada di atas piring. Piring ini ramai diperbincangkan setetlah diunggah oleh pengguna twitter bernama Ummah Yusrotul melalui akun pribadinya UmmahYusrotul. Dalam postingan tersebut nampak dua foto piring dengan warna yang berbeda. Jika dilihat lebih dekat, kedua piring itu punya gambar yang sama yakni segerombolan orang yang tengah mengais sesuatu. Piring ini sindir yang suka menyisakan makanan. yang terletak pada bagian tepi piring akan memberikan kesan seolah mereka mengais sisa makanan yang tidak dihabiskan oleh pemakai piring itu. "Lukisan di piring inu sindir keras kamu yang suka menyisakan makanan," tulis Ummah seperti dikutip Minggu 2/2/2020. Gambar piring ini seolah mengingatkan kita untuk tidak membuang-buang makanan karena masih banyak orang di luar sana yang tidak seberuntung kita. Piring ini sindir yang suka menyisakan makanan. mengajarkan untuk bersyukur karena kita masih diberi kemudahan untuk meredakan rasa lapar. Selepas dibagikan, postingan piring bertuah ini pun langsung mendapatkan respon beragam dari netizen. Bebebapa netizen kompak merasa tersindir dengan gambar di piring ini. "Piringnya bikin kita jadi tahu diri dan mensyukuri rejeki," tulis seorang netizen. "Merasa berdosa gue, harus punya ini piring biar inget," ujar netizen lain. "Buat kalian yang makan nya ngga bersih apalagi sisa banyak, wajib beli biar tahu diri, biar tahu bersyukur, biar ngga rakus alias serakah bin bahlul." "Tersindir," imbuh lainnya. Meskipun begitu, ada juga beberapa netizen yang salah fokus dengan makna gambar yang ada di piring. "Malah jadi pengen nyisain makanannya, biar gambarnya bisa makan," tulis netizen. "Jadi gak tega buat ngabisin, kalo makanannya habis lukisannya mau ngambil apa? Hampa," ujar netizen lain. "Maunya disisain banyak biar semua kebagian," imbuh netizen lainnya. Nah bagaimana, apakah kalian masih merasa tersindir juga dengan piring di atas? Jangan menyisakan makanan, ya!
Bilaselesai dari makan lalu masih tersisa di pinggir piring sisa-sisanya mereka tidak menghabiskannya. Perbuatan seperti ini menyelisihi perintah Nabi Muhammad ﷺ!" (Syarah Riyadhus Shalihin, III/532) Semoga kita tergolongkan dalam pihak yang menerapkan semua sunnah Nabi Muhammad ﷺ lalu mengajak serta orang lain padanya. Wallahu A'lam Bishawab.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Saat membaca tagline lomba yang diprakarsai oleh "Bandung Food Smart City" aku seakan kembali ke masa kanak-kanak, masa dimana keluarga kami belum memiliki televisi. Aku dan saudara-saudaraku harus mengintip dari lubang papan rumah tetangga untuk dapat menonton TV. Siang itu, kisah FTV bercerita tentang seorang anak perempuan yang menghitung sisa butiran nasi dari pembeli yang makan di warung ayahnya. Aku ingat sekali Aming menjadi salah satu aktor dalam FTV tersebut, namun sayang sekali aku lupa judul dari FTV tersebut. Kadang kala aku sangat rindu untuk menonton FTV pada masa kecil ku, tapi hatiku menolak untuk kembali ke masa-masa ceritaku kali ini bukan seputar kisah nostalgia kehidupan masa kecil ku yang menyedihkan ataupun mereview serial lawas televisi yang aku rindukan. Namun, aku ingin mengingatkan kembali bahwa isu tentang "Food Waste" bukanlah hal baru bagi masyarakat Indonesia. Isu ini pernah diangkat menjadi sebuah serial televisi pada sekitar tahun 2005an seperti yang telah aku ceritakan sebelumnya dan hal tersebut masih sangat membekas di dalam ingatanku yang saat ini sudah berusia 26 makan dalam sebagian suku di Indonesia merupakan sebuah budaya yang sangat sakral. Kita diajak untuk menghormati makanan dengan cara memakan dengan hikmat. Hal itu dilakukan untuk menghargai setiap butiran keringat yang telah dikucurkan oleh orang-orang yang memberikan kontribusi sehingga makanan tersebut bisa dihidangkan diatas meja makan dan untuk mensyukuri karena kita masih dapat diizinkan makan disaat banyak orang kesulitan untuk memperoleh makanan. Menurut data FAO Food and Agriculture Organization terdapat 800 juta penduduk dunia yang menderita kekurangan pangan secara kronis dan tidak mampu mendapatkan pangan untuk memenuhi kebutuhan energi minimum mereka. Data FAO tahun 2019Menyisahkan nasi di dalam piring ketika makan juga menjadi pantangan oleh beberapa suku di Indonesia. Budaya ini masih dipegang teguh oleh beberapa orangtua, dimana mereka akan memberikan hukuman atau menegur anaknya yang tidak menghabiskan makanan mereka. Namun, seiring berjalannya waktu, tradisi itu perlahan mulai hilang, tidak tahu sejak kapan pastinya. Hal ini mulai aku sadari saat duduk di bangku kuliah dan mulai sering makan di warung. Aku sering kali dikejutkan oleh beberapa pelanggan atau pembeli yang menyisakan makanannya diatas piring, bahkan seringkali mereka hanya memakan setengah dari makanan yang mereka pesan. Awalnya, aku bingung dengan hal tersebut, tidak jarang aku jadi merasa malu karena seakan menjadi wanita yang rakus karena tidak pernah sekalipun makanan tersisa diatas aku berpikir apakah zaman sudah berubah? Apakah ada alasan lain mengapa setiap orang mulai menyisakan makanan? Apakah ini pertanda zaman modernisasi? Atau ini hanya kebiasaan hedon anak muda yang ingin tampil keren, namun membuat hati manusia sepertiku menjadi memang kebiasaan menyisahkan makan merupakan sebuah gaya hidup baru untuk memperoleh kepuasan diri agar dianggap keren dan mengikuti zaman, maka akan lebih keren lagi bila kita mau mengambil atau meminta makanan sesuai dengan kebutuhan kita, sehingga tidak ada makanan yang terbuang sia-sia. Sampah makanan di Indonesia setiap tahunnya mencapai 13 juta ton, hal ini diungkapkan oleh Kepala Perwakilan Pangan PBB FAO. Sampah makanan tersebut paling banyak berasal dari catering, retail dan restoran. Padahal jika dikekola dengan baik 13 juta ton makanan sisa dapat dinikmari oleh lebih dari 28 juta orang. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik BPS, jumlah ini hampir sama dengan populasi penduduk miskin di setiap kerisauan hati, aku mulai berpikir setidaknya ada kampanye di setiap warung makan berupa pengumuman Harus menghabiskan makanan yang telah dipesan atau memberikan denda kepada pelanggan yang tidak menghabiskan makanan mereka. Pemberian denda kepada pelanggan yang tidak menghabiskan makanan telah diterapkan oleh beberapa restoran Jepang, seperti restoran seafood bernama Hackikyo di Sapporo Jepang yang memberlakukan denda jika pelanggan tidak menghabiskan makanan di mangkok mereka. Kebijakan ini dibuat untuk menghargai orang-orang yang telah berjasa mempertaruhan nyawa untuk dapat membuat hidangan sampai di meja makan. Restoran Hackikyo berhasil mengedukasi pelanggannya karena hampir tidak ada pelanggan yang menyisahkan makanan di mangkok disetiap warung di Indonesia diberi tanda peringatan Di warung ini dilarang menyisakan makanan atau memberikan denda kepada pelanggan yang tidak menghabiskan makanan yang telah dipesan, maka kemungkinan besar akan semakin banyak orang yang tidak menyisakan makanannya diatas piring mereka. Hal itu juga membawa keberuntungan buat tipe manusia seperti aku yang tidak biasa menyisakan makanan dan dapat menghentikan budaya menyisakan makanan diatas piring. Karena tidak ada lagi alasan buat pembeli untuk menyisakan makanan mereka, bahkan tidak akan adalagi pertambahan jumlah populasi manusia yang menyisakan makanan diatas piring mereka hanya karena takut diberi label "rakus".Peringatan yang diberikan oleh warung makan kemungkinan akan menjadi sebuah langkah awal untuk mengurangi pemborosan makanan, karena warung makan merupakan tempat bertemunya beberapa orang yang memiliki karakter yang berbeda dan kadangkala hanya untuk menyeragamkan standar gaya hidup, tanpa disadari setiap orang mulai saling mempengaruhi satu sama lain. Seperti pengalaman yang aku alami, dari warung makanlah muncul rasa risih ketika aku tidak menyisakan makanan diatas setiap orang memakan makanan sesuai porsi yang dibutuhkan oleh tubuh, mari berhenti melakukan gaya hidup yang salah dan mulai melakukan perubahan dari dalam diri kita pribadi. Ketika kita menghargai makanan, maka kita juga ikut menghargai setiap jasa orang-orang yang bekerja untuk menyediakan makanan tersebut sehingga dapat kita nikmati. Semangat berbenah dengan revolusi mental yang baru. Hidup memang bukan hanya untuk makan, namun makan dapat membuat hidup dan menghargai makanan akan membuat hati mu benar-benar tampak hidup. Lihat Humaniora Selengkapnya
Dankalau ternyata barokah yang diberikan oleh Tuhan terdapat pada sisa makanan itu, sama saja dengan menyia - nyiakan barokah dari Tuhanmu. Dari Jabir: "Rasul SAW menganjurkan supaya membersihkan sisa makanan di piringnya atau jarinya, sabdanya: "Kalian tiada tahu pasti, di bagian manakah makananmu yang mengandung berkah itu"(HR.Muslim).
Oleh A. Hamid Husain (Alumni Pondok Modern Gontor, King Abdul Aziz University, dan Ummul Qura University) Salah satu perbuatan yang dimurkai Allah SWT, adalah seenaknya menyisahkan dan membuang buang makanan dan minuman. Kebiasan menyisahkan air minum di gelas dan botol, atau makanan tersisa di piring, segera hentikan, karena bisa jadi penyebab seretnya rezeki dan terbuangnya
XpIwc.